Perspektif perilaku
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa perspektif perilaku merupakan
perilaku sosial yang ditunjukkan dengan cara menunjukkan sikap langsung (dapat
diamati dengan mata), baik sikap baik atau buruk, yang terjadi karena adanya
efek lingkungan sekitar yang akhirnya menyebabkan perilaku kita berubah. Pada
perspektif perilaku, proses
mental dan
juga perilaku yang teramati oleh mata, berperan
dalam menjelaskan perilaku sosial. Langkah-langkah dari itu semua adalah memasukan
perilaku ke dalam satu unit yang
dinamakan "tanggapan" (responses),
dan lingkungan ke dalam unit "rangsangan" (stimuli).
Pada
perspektif perilaku, kita dapat mempelajari 2 hal:
1.
Teori pembelajaran sosial
2.
Teori pertukaran sosial
Teori Pembelajaran Sosial
Semua orang pasti belajar
(learn) meniru perilaku orang lain.
Artinya peniruan tersebut merupakan hasil dari satu proses belajar, bukan bisa begitu saja karena feeling atau instink.
Proses belajar tersebut dinamakan "social
learning " - "pembelajaran sosial". Perilaku peniruan (imitative behavior) kita terjadi karena
kita merasa telah memperoleh imbalan ketika kita meniru perilaku orang lain,
dan memperoleh hukuman ketika kita tidak menirunya. Agar seseorang bisa belajar
mengikuti aturan baku yang telah ditetapkan oleh masyarakat maka para individu
harus dilatih, dalam berbagai situasi, sehingga mereka merasa nyaman ketika
melakukan apa yang orang lain lakukan, dan merasa tidak nyaman ketika tidak
melakukannya.
Contoh kasus:
Anak-anak
dapat membedakan orang-orang yang akan ditirunya. Misalnya jika orang tersebut
laki-laki maka akan ditirunya, jika perempuan tidak. Atau anak-anak
cenderung lebih suka meniru orang-orang yang mirip dengan orang yang sebelumnya
memberikan imbalan.
Jadi,
kita mempelajari banyak perilaku "baru" melalui pengulangan perilaku
orang lain yang kita lihat. Kita contoh
perilaku orang-orang lain tertentu, karena
kita mendapatkan imbalan atas peniruan tersebut dari orang-orang lain
tertentu tadi dan juga dari mereka yang mirip dengan orang-orang lain tertentu
tadi, di masa lampau.
Teori Pertukaran Sosial
Berdasarkan
teori ini, kita masuk ke dalam hubungan pertukaran dengan orang lain yang pada akhirnya
kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain
akan menghasilkan suatu imbalan bagi kita. Seperti halnya teori pembelajaran
sosial, teori pertukaran sosial pun
melihat antara perilaku dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi. Karena lingkungan kita umumnya terdiri atas orang-orang lain,
maka kita dan orang-orang lain tersebut dipandang mempunyai perilaku yang
saling mempengaruhi Dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit).
Contoh kasus :
Misalnya,
pola-pola perilaku di tempat kerja, semakin kita giat bekerja, pasti mengharapkan imbalan
yang setimpal berupa gaji. Tetapi apabila gaji yang diberikan tidak sesuai,
maka kita tidak giat bekerja lagi.
Tidak hanya dalam dunia kerja,
dunia percintaan,
perkawinan, persahabatan juga
masuk ke dalamnya. Semuanya hanya
akan langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa teruntungkan.
Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya, akan
menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka
perilaku tersebut tidak ditampilkan.
Inti
dari teori pembelajaran sosial dan pertukaran sosial adalah perilaku sosial seseorang hanya bisa
dijelaskan oleh sesuatu yang bisa diamati. Semua teori yang dipengaruhi oleh
perspektif ini menekankan hubungan langsung antara perilaku yang teramati
dengan lingkungan.
Dalam
struktur sosial ini terbagi menjadi 2 bagian:
1.
Struktur sosial mikro
2.
Struktur sosial makro
Struktur sosial makro
Dapat dikatakan bahwa struktur
sosial ini sangat bertitik tumpu pada lingkungan. Karena lingkunganlah yang
dapat membentuk seorang individu, sehingga dapat dikatakan akan menjadi sebuah
kebiasaan untuk individu tersebut.
Contoh kasus :
Fina adalah
seorang anak perempuan dari keluarga dokter. Ibu, Ayah, Kakak-nya merupakan seorang dokter juga. Kemudian pada saat melanjutkan pendidikan di
Perguruan Tinggi, Fina memilih jurusan kedokteran karena semua anggota
keluarganya mengambil jurusan tersebut. Tetapi karena melihat keluarganya
sukses, Fina pun berusaha keras untuk menjadi sukses seperti anggota
keluarganya lainnya. Dan akhirnya Fina dapat sukses seperti mereka.
Struktur sosial mikro
Dapat dikatakan bahwa struktur
sosial ini sangat bertitik tumpu pada kesadaran diri individu itu sendiri. Lingkungan juga mendapatkan peran, tetapi hanya sebagai gambaran atau motivasi saja.
Contoh kasus :
Fina adalah
seorang anak perempuan dari keluarga dokter. Ibu, Ayah, Kakak-nya merupakan dokter juga. Kemudian pada saat melanjutkan pendidikan di
Perguruan Tinggi, Fina memilih jurusan kedokteran karena dia memang sangat menginginkan
jurusan dokter. Dia ingin mengobati orang-orang yang sakit, apalagi orang-orang yang tidak mampu yang membutuhkan pertolongan secara kesehatan. Karena
tekat kuat tersebut, Fina pun sukses menjadi seorang dokter yang selama ini dia
inginkan.
Referensi:
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=perspektif%20perilaku&source=web&cd=1&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fhome.unpar.ac.id%2F~hasan%2FPERSPEKTIF%2520DALAM%2520PSIKOLOGI%2520SOSIAL.doc&ei=XXkOT6ScDcfqrAeJyuD1AQ&usg=AFQjCNFjfgllYROEItV-pb7capT3e0D5RA&cad=rja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar