Jumat, 20 Januari 2012

Perspektif Perilaku


Perspektif perilaku
           
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa perspektif perilaku merupakan perilaku sosial yang ditunjukkan dengan cara menunjukkan sikap langsung (dapat diamati dengan mata), baik sikap baik atau buruk, yang terjadi karena adanya efek lingkungan sekitar yang akhirnya menyebabkan perilaku kita berubah. Pada perspektif perilaku, proses mental dan juga perilaku yang teramati oleh mata, berperan dalam menjelaskan perilaku sosial. Langkah-langkah dari itu semua adalah memasukan perilaku ke dalam satu unit yang dinamakan "tanggapan" (responses), dan lingkungan  ke dalam unit "rangsangan" (stimuli).

Pada perspektif perilaku, kita dapat mempelajari 2 hal:
1.   Teori pembelajaran sosial
2.   Teori pertukaran sosial


Teori Pembelajaran Sosial
Semua orang pasti belajar (learn) meniru perilaku orang lain. Artinya peniruan tersebut merupakan hasil dari satu proses belajar, bukan bisa begitu saja karena feeling atau instink. Proses belajar tersebut dinamakan "social learning " - "pembelajaran sosial". Perilaku peniruan (imitative behavior) kita terjadi karena kita merasa telah memperoleh imbalan ketika kita meniru perilaku orang lain, dan memperoleh hukuman ketika kita tidak menirunya. Agar seseorang bisa belajar mengikuti aturan baku yang telah ditetapkan oleh masyarakat maka para individu harus dilatih, dalam berbagai situasi, sehingga mereka merasa nyaman ketika melakukan apa yang orang lain lakukan, dan merasa tidak nyaman ketika tidak melakukannya.
           
Contoh kasus:
Anak-anak dapat membedakan orang-orang yang akan ditirunya. Misalnya jika orang tersebut laki-laki maka akan ditirunya, jika perempuan tidak. Atau anak-anak cenderung lebih suka meniru orang-orang yang mirip dengan orang yang sebelumnya memberikan imbalan.

Jadi, kita mempelajari banyak perilaku "baru" melalui pengulangan perilaku orang lain yang kita lihat.  Kita contoh perilaku orang-orang lain tertentu, karena  kita mendapatkan imbalan atas peniruan tersebut dari orang-orang lain tertentu tadi dan juga dari mereka yang mirip dengan orang-orang lain tertentu tadi, di masa lampau.


Teori Pertukaran Sosial
                Berdasarkan teori ini, kita masuk ke dalam hubungan pertukaran dengan orang lain yang pada akhirnya kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan suatu imbalan bagi kita. Seperti halnya teori pembelajaran sosial,  teori pertukaran sosial pun melihat antara perilaku dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Karena lingkungan kita umumnya terdiri atas orang-orang lain, maka kita dan orang-orang lain tersebut dipandang mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi Dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit).

Contoh kasus :
Misalnya, pola-pola perilaku  di tempat kerja, semakin kita giat bekerja, pasti mengharapkan imbalan yang setimpal berupa gaji. Tetapi apabila gaji yang diberikan tidak sesuai, maka kita tidak giat bekerja lagi.

Tidak hanya dalam dunia kerja, dunia percintaan, perkawinan, persahabatan juga masuk ke dalamnya. Semuanya hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.
    
Inti dari teori pembelajaran sosial dan pertukaran sosial  adalah perilaku sosial seseorang hanya bisa dijelaskan oleh sesuatu yang bisa diamati. Semua teori yang dipengaruhi oleh perspektif ini menekankan hubungan langsung antara perilaku yang teramati dengan lingkungan.


Dalam struktur sosial ini terbagi menjadi 2 bagian:
1.    Struktur sosial mikro
2.    Struktur sosial makro


Struktur sosial makro
            Dapat dikatakan bahwa struktur sosial ini sangat bertitik tumpu pada lingkungan. Karena lingkunganlah yang dapat membentuk seorang individu, sehingga dapat dikatakan akan menjadi sebuah kebiasaan untuk individu tersebut.

Contoh kasus :
            Fina adalah seorang anak perempuan dari keluarga dokter. Ibu, Ayah, Kakak-nya merupakan seorang dokter juga. Kemudian pada saat melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi, Fina memilih jurusan kedokteran karena semua anggota keluarganya mengambil jurusan tersebut. Tetapi karena melihat keluarganya sukses, Fina pun berusaha keras untuk menjadi sukses seperti anggota keluarganya lainnya. Dan akhirnya Fina dapat sukses seperti mereka.


Struktur sosial mikro
            Dapat dikatakan bahwa struktur sosial ini sangat bertitik tumpu pada kesadaran diri individu itu sendiri. Lingkungan juga mendapatkan peran, tetapi hanya sebagai gambaran atau motivasi saja.

Contoh kasus :
            Fina adalah seorang anak perempuan dari keluarga dokter. Ibu, Ayah, Kakak-nya merupakan dokter juga. Kemudian pada saat melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi, Fina memilih jurusan kedokteran karena dia memang sangat menginginkan jurusan dokter. Dia ingin mengobati orang-orang yang sakit, apalagi orang-orang yang tidak mampu yang membutuhkan pertolongan secara kesehatan. Karena tekat kuat tersebut, Fina pun sukses menjadi seorang dokter yang selama ini dia inginkan.




Referensi:
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=perspektif%20perilaku&source=web&cd=1&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fhome.unpar.ac.id%2F~hasan%2FPERSPEKTIF%2520DALAM%2520PSIKOLOGI%2520SOSIAL.doc&ei=XXkOT6ScDcfqrAeJyuD1AQ&usg=AFQjCNFjfgllYROEItV-pb7capT3e0D5RA&cad=rja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar